Betapa nikmatnya hidup ketika seseorang mampu berdiri sendiri. Mampu memutuskan segala yang ada dalam hidupnya sendiri. Tanpa intervensi dari orang lain. Tanpa pengaruh dari orang lain yang meragukan dirinya.
Tetapi ternyata, semua itu tidak bisa begitu saja menjadi nikmat yang patut dinikmati karena pada kenyataannya setiap orang akan selalu bergantung pada manusia lainnya, siapapun itu dalam hidupnya. Entah orang tua, saudara, teman, sahabat, bahkan orang lain yang mungkin dibencinya. Karena ketergantungan tidak hanya terkait dengan rasa tapi juga masalah kebutuhan. Bisa saja seorang ibu rumah tangga sebenarnya membenci tukang sayur yang setiap hari lewat depan rumahnya karena mimik wajahnya yang selalu jutek, tetapi disisi lain dia membutuhkan tukang sayur tersebut untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari... ya kira-kira seperti itulah ketergantungan akibat kebutuhan..
Ketika diri menjadi ketergantungan terhadap orang lain memang ada sisi positif dan negatifnya. Ketika ketergantungan itu bersifat mutualisme, maka tidak ada yang dirugikan dan membawa dampak yang baik bagi orang dalam hubungan tersebut. Tetapi ketika hubungan itu bersifat parasit... maka tak bisa dengan legowo seseorang dapat menerima hubungan macam itu.
Bicara mengenai hubungan... rasanya hubungan yang paling abadi dalam hidup ini adalah hubungan anak-orang tua, kecuali hubungan Tuhan dan hamba-Nya yang tentunya diatas segalanya.. tetapi hubungan ibu, ayah, dan anak-anaknya juga sama berartinya dengan hubungan tersebut...
Rasanya begitu banyak hal-hal yang dikorbankan bagi seorang ibu dan ayah untuk membesarkan anak-anaknya... walaupun orang tua juga adalah manusia biasa dan sumber khilaf layaknya kebanyakan orang, tetapi segala macam bentuk tindakan orang tua untuk anaknya patut diberikan apresiasi, apresiasi yang takkan mampu diberikan oleh siapapun kecuali Dia, apresiasi Tuhan.
Allah Swt mengapresiasi pengorbanan seorang ibu dengan surga yang berada ditelapak kakinya, dan itu semua akan diraih seorang ibu ketika dia menjadikan ayah sebagai sebenar-benarnya imam yang 'kan menuntun keluarganya ke surga-Nya nanti... Yang kan membawa keluarga pada masa yang takkan terganti..
Ah... indah rasanya jika semua terlihat begitu ideal.
Tapi tentu tak semudah itu menjalani hidup dengan kesempurnaan karena hakikat kesempurnaan hanyalah milik-Nya.. Dan tak semua orang menjalani hidup yang harmonis dengan keluarganya.. banyak masalah internal, faktor yang membuat hubungan antar ayah-ibu-anak menjadi renggang dan masih banyak lagi... Tapi satu yang tak pernah ku lupa, nasihat dari dosenku yang begitu bijak.. Ibu Fase Badriah.. bahwa seorang anak tidak bisa memilih orang tuanya. Seseorang tidak patut menyesali keadaan orang tuanya dan meminta kepada-Nya untuk memberikan orang tua yang ideal. Yang sesuai dengan kemauannya... Tidak.. Sekali lagi tidak.. Dan dari situ aku mengambil makna bahwa setiap orang tua itu spesial.. setiap anakpun sama spesialnya.. mungkin pada kenyataan banyak hal-hal yang tidak mengenakkan dihati dalam keluarga.. tapi tunggu saatnya sampai seseorang mengambil hikmah atas ketidaksempurnaan itu... karena kadang, manusia butuh ketidaksempurnaan untuk melengkapi dirinya, untuk menambah nikmat indah yang diberikan Tuhannya.. untuk menambah makna-makna dalam hidup singkatnya...
Contoh saja aku dan keluargaku.. Dulu ketika aku masih remaja (ceritanya sekarang sudah dewasa), betapa sering aku mengeluh atas segala yang menimpa keluargaku... atas segala yang tak pernah terpikirkan olehku yang akhirnya menimpa keluargaku... Pada saat itu sedih rasanya, marah, geram, dan tak tahu mau menyalahkan siapa kecuali orang tuaku... Tetapi jika semua itu dilihat dari kacamata ku pada saat ini... Semua menjadi lebih indah... lebih bermakna.. dan lebih nikmat karena ujian-ujian yang tak hentinya dulu.. Sekarang begitu banyak hikmah yang ku ambil.. walaupun dulu ada hati yang terluka, peluh yang tak henti keluar hanya untuk mengeluh, mulut yang tak hentinya mencaci saat berbagi... Namun sekarang semua menyisakan senyum haru... dalam benakku.. betapa banyak proses yang harus ku lalui untuk berada dimasa ini... masa yang dari dulu ku nanti...
Dan dari segala masalah keluarga yang ku punya.. aku sadar, bahwa tidak akan ada orang tua yang sempurna.. karena kembali lagi, orang tua hanyalah manusia biasa, yang bisa jadi tempatnya khilaf dan dosa.. Tetapi karena ketidaksempurnaan tersebut, tidak menjadikan orang tua cacat dimata anaknya... dengan segala kekurangan orang tuaku, sekarang aku sadar bahwa tidak serta merta membuat mereka kurang dimataku... mereka yang terlalu banyak berkorban untukku.. mereka yang terlalu banyak menghabiskan waktunya untuk aku dan anak-anaknya yang lain... Kadang aku berpikir, kenapa aku harus diciptakan untuk membuat susah kedua orang tuaku? Jika aku tak ada, mungkin aku tidak akan membuat mereka berkorban begitu berat.. mereka bisa istirahat diwaktu senjanya.. mereka bisa menikmati hari-hari dengan lebih baik tanpa harus memikirkan hambatan yang dirasa ketika berkorban untukku... mereka akan hidup kebih baik... Tapi disisi lainpun aku tersadar bahwa mereka memiliki harapan padaku... mereka punya amanah yang diselipkan dihatiku.. mereka punya cahaya dengan adanya aku.. aku adalah lilin mereka, dan mereka adalah ruang gelap yang patut aku sinari..
Skeptis dan apatis memang jika menginginkan ketiadaan diri sendiri.. dan bisa jadi hal bodoh karena terlalu malas mencari cara untuk menanggung semunnya... membalas budi orang tua yang sebenarnya takkan pernah bisa terbalas... Tapi seperti yang selalu ibuku utarakan... Seorang ibu hanya ingin melihat anaknya bahagia, dan lebih baik dari ibunya sendiri...
Ah.. betapa jahatnya aku yang masih suka mendzalimi orang tuaku...
Ya Allah sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangiku..
Tunjukkanlah kami kejalan yang lurus...
Tambatknlah hati kami dengan hidayah-Mu Ya Allah..
Aamiin yaa rabbal'alamiin...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar