Kamis, 22 Mei 2014

Pesan

Aku berpesan dihari penuh kesan.
Hari yang cukup berdimensi.
Begitu banyak rasa sedih dan perih.
Tapi ku tahu Tuhan takkan tega jika tak membiarkanku berseri.

Hari ini indah.
Begitu sepatutnya tanpa rasa gelisah.
Hari ini begitu ceria.
Seperti itu harapan namun tak sesuai kenyataannya.
Terlalu banyak untaian kata yang kan dicatat jika ku tuangkan segalanya.
Terlalu berlebihan dan menjadi tak ada sisa untuk dibagi padanya...
Pada-Nya yang menjadi tempat berkeluh kesah...
Padanya yang nanti kan bersama berbagi resah.

Namun ku tuliskan pesan hari ini bahwa, aku adalah manusia lemah.
Yang menahan amarahpun rasanya susah.
Aku manusia hina.
Yang menjaga lisan dengan segenap usaha tapi masih juga lupa dan terlena. Lalai menjaganya hingga ku takut dia membawaku pada neraka.
Aku manusia. Ya manusia dengan dua dimensi hidup.
Jasad dan ruh yang seharusnya seimbang berkelana di dunia-Mu.
Jasad dan ruh yang seharusnya selalu berpedoman pada-Mu.
Tapi diuji sedikit saja aku sudah ribut dan tak tahu malu.
Teriak sana sini pada orang terkasih tanpa ku tahu hatinya telah berperih.
Aku jahat.
Ku tinggalkan pahatan luka yang tak ku tahu pasti sembuhnya.
Aku keji.
Ku buat mereka yang bersedih hati.
Ingin rasanya ku utarakan segala, bahwa aku hanyalah anak yang tak tahu diri dan hampir durhaka.

Dari tulisanku pada malam hari, berteman suara kereta api.. Aku berpesan..
Bahwa menangis rasanya tak cukup untuk memperbaiki diri.
Walau tak lelahnya ku menangis.
Walau tak hentinya air mata ini menitik.
Aku takkan berhenti hanya karena ku berkata cukup.
Aku takkan berhenti hanya jika ku pikir aku sanggup.
Karena disisi lain.. Menangis adalah seni.
Seni menikmati keindahan sebuah ujian.
Seni untuk memandang nikmatnya bersusahan.
Tapi yang ku maksud tak cukup bukan pada makna yang sebelumnya..
Bukan pada makna itu..
Melainkan pada makna lain yang ada didalamnya.
Karena tangisan tak cukup membuat segalanya lebih baik, maka berusahalah memperbaiki diri.
Karena tangisan tak cukup membuat hati menjadi lega, maka hiburlah diri dengan Dia dan tuntunan-Nya...
Walau ku tahu ku bukan makhluknya sempurna.
Dan takkan ada yang sempurna melainkan Dia.
Untuk itu menangislah lalu mengadu pada-Nya..
Walau dengan dosa seisi dunia.
Walau dengan kesalahan hina.
Walau dengan hati yang terluka.
Menangislah pada-Nya.
Bersenandunglah atas nama-Nya.
Karena dia yang Maha Pengampun.. Maka jangan pernah sungkan dengan dosa lalu yang menimbun.
Karena dia yang Maha Pengampun.
Maka jangan pernah ragu meminta dengan santun.

Aku berpesan pada malam yang selalu ku rindu.. Dari malam yang menghantarkan pada rumahku..
Dengan segala pengalaman hari ini..
Tolong jangan ulangi lagi kesalahan hari ini.
Jangan buat sosok tua renta yang sakit-sakitan itu menangis lagi.
Jangan buat sosok yang kan kau berikan mahkota surgawi (aamiin) memaki dalam hati.
Tolong kasihi mereka... Karena mereka adalah segalanya...
Segalanya dan ada surga dikakinya..

Aku berpesan ketika kaki-kaki ini dingin. Mata ini tak kuat menahan.
Aku berpesan... Berpesan pada diri sendiri...
Diri ini yang kadang gak tega hati.
Diri ini yang selalu saja menguras hati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar